Sejarah Gelar “Lalu” di Suku Sasak Lombok
LOMBOK Gelar “Lalu” merupakan salah satu gelar kebangsawanan yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Suku Sasak di Lombok. Gelar ini tidak hanya menjadi penanda status sosial, tetapi juga memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam. Artikel ini akan mengulas asal-usul gelar “Lalu”, siapa yang pertama kali menyandangnya, serta pengaruhnya dalam masyarakat Sasak.
Asal-Usul Gelar “Lalu
Gelar “Lalu” digunakan seb”agai penanda keturunan bangsawan di Suku Sasak. Gelar ini ditempatkan di depan nama laki-laki dan menunjukkan bahwa pemiliknya berasal dari garis keturunan bangsawan. Pada masa Hindia Belanda, gelar ini juga menjadi penanda kaum terpelajar, karena hanya mereka yang bergelar “Lalu” yang diberikan keleluasaan untuk menempuh pendidikan oleh pemerintah kolonial1.
Pengaruh Gelar “Lalu” dalam Masyarakat Sasak
Hingga saat ini, garis keturunan “Lalu” masih memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam politik, sosial, dan budaya masyarakat adat Suku Sasak, terutama di wilayah pedalaman Pulau Lombok. Meskipun secara strata sosial ekonomi kelompok ini sudah setara dengan masyarakat pada umumnya, pengaruh gelar ini tetap terasa1.
Proses Pemberian Gelar “Lalu”
Gelar “Lalu” diperoleh berdasarkan garis keturunan ayah. Seorang pemuda Suku Sasak yang memiliki gelar “Lalu” akan mewariskan gelar ini kepada anak laki-lakinya, sementara anak perempuannya akan mendapatkan gelar “Baiq”. Menariknya, meskipun ibu dari kalangan biasa, anak laki-laki tetap boleh memakai gelar "Lalu"1.
Perbedaan dengan Gelar di Sumbawa
Menurut Fath Zakaria dalam buku “Mozaik Budaya Mataram”, gelar “Lalu” sejatinya berasal dari Sumbawa. Di Sumbawa, pemberian gelar ini sangat ketat dan hanya diberikan kepada anak kandung yang lahir dari ayah bergelar “Lalu” dan ibu bergelar “Lala”. Jika seorang ayah bergelar “Lalu”, namun istrinya tidak bergelar “Lala”, maka anaknya tidak boleh bergelar “Lalu” atau “Lala”. Berbeda dengan di Lombok, di mana gelar “Lalu” dapat diwariskan meskipun ibu dari kalangan biasa1.
Siapa Orang Pertama yang Bergelar “Lalu” di Lombok?
Meskipun masih terdapat perdebatan, menurut buku sejarah Lombok karangan Lalu Djelenga, orang pertama yang bergelar “Lalu” di Lombok adalah Lalu Jelenga dan Lalu Centung. Mereka berdua adalah anak dari Pemban Ilang Mudung hasil perkawinannya dengan seorang perempuan dari kalangan bangsawan Sumbawa1.
Kesimpulan
Gelar “Lalu” memiliki sejarah panjang dan kaya dalam masyarakat Suku Sasak di Lombok. Gelar ini tidak hanya menjadi penanda status sosial, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Meskipun terdapat perbedaan dalam proses pemberian gelar antara Lombok dan Sumbawa, pengaruh gelar “Lalu” tetap kuat dalam masyarakat Sasak hingga saat ini.
Posting Komentar
0Komentar