Jenazah PMI yang Tewas di Malaysia Dimakamkan di Kampung Halaman

Anank_Yn
By -
0


Anank Yn Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) Gafur, 33 tahun akhirnya tiba di Dusun Kecego Daya, Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur Jumat (9/8).

Gafur sebelumnya meninggal usai ditembak di tempat kerjanya di malaysiaTimur.

”Sudah pulang dan langsung disalatkan di masjid,” kata Kepala BP3MI NTB Noerman Adhiguna, ditemui saat pengawalan pemulangan jenazah Gafur, Jumat (9/8).

Dikatakan, berdasarkan surat keterangan dari KJRI dan hasil otopsi, Gafur meninggal akibat luka tembakan di dada.

Namun pihaknya belum mengetahui pelaku dan kronologi lengkap yang melatarbelakangi penembakan itu.Saat ini KJRI bersama kepolisian Malaysia masih melakukan mendalami kasus kematian Gafur.

Jenazah Gafur diberangkatkan sejak tanggal 7 Agustus melalui jalur laut sampai ke Pontianak. Kemudian dari Pontianak diterbangkan ke Lombok.

Biaya pemulangan sepenuhnya ditanggung pemberi kerja di Malaysia Timur.

”Karena almarhum Gafur berangkat secara ilegal, jadi tidak ada santunan jaminan perlindungan PMI yang didapatkan. Tetapi kami dari pemerintah akan memberikan sedikit santunan kematian untuk keluarga almarhum,” ungkapnya.

Sepanjang tahun 2024 ini, jumlah PMI ilegal asal NTB yang telah dipulangkan BP3MI tercatat sebanyak 453 orang.

Dari jumlah itu 35 orang PMI dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia, salah satunya almarhum Gafur.

Banyaknya PMI yang berangkat secara ilegal, salah satunya disebabkan belum tersampaikannya kepada masyarakat informasi terkait pemberangkatan yang baik.

Masyarakat juga mudah terbuai dengan janji calo.

Kepala Disnakertrans Lotim Muhammad Hairi menambahkan, KJRI sempat kesulitan mencari titik koordinat lokasi kejadian karena Gafur berangkat secara Ilegal.

Terkait kematian Gafur pihaknya tidak berani memastikan apakah ditembak suku pedalaman atau siapa.

Mengingat kasus kematian Gafur sedang didalami KJRI dan Kepolisian Raja Malaysia.

”Yang sudah pasti itu almarhum kena tembak, Kita tunggu informasi lengkap dari KJRI dan BP3MI dulu,” katanya.

Beberapa bulan lalu, negara Malaysia sempat menutup negaranya untuk menertibkan CPMI yang berangkat secara Ilegal. Namun Malaysia Timur tetap dibuka, sehingga masyarakat banyak memilih ke Malaysia Timur secara ilegal.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)