Mataram, Nusa Tenggara Barat – Dalam upaya meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Lombok, kapal pengangkut gas alam terkompresi (CNG) terbesar di dunia, Jayanti Baruna, telah tiba di Jetty Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker. Kapal ini membawa gas alam dari Gresik, Jawa Timur, dan siap mendukung operasional PLTMGU Lombok Peaker.
Keunggulan Kapal Pengangkut Gas Alam Jayanti Baruna
Kapal Jayanti Baruna memiliki kapasitas 23,38 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan merupakan kapal pengangkut gas alam terkompresi pertama dan terbesar di dunia. Kapal ini menggunakan teknologi green shipping yang memungkinkan operasional dengan bahan bakar minyak (BBM) atau gas, sehingga lebih ramah lingkungan.
Proses Penyambutan dan Persiapan Operasional
Kedatangan kapal Jayanti Baruna di Jetty PLTMGU Lombok Peaker disambut dengan water salute dan horn CNG Vessel sebagai bentuk penghormatan simbolis. Acara penyambutan ini dihadiri oleh berbagai pejabat PLN, termasuk Executive Vice President Manajemen Konstruksi Jawa Madura Bali Maluku Papua Nusa Tenggara (EVP MKJ) Ratnasari Sjamsuddin.
Ratnasari Sjamsuddin menyatakan bahwa proyek CNG Vessel dan CNG plant di Gresik dan Lombok telah mendekati tahap akhir. “Hari ini, apa yang kita rencanakan dan cita-citakan sudah mendekati tahap akhir. Kapal CNG kita dari Cina telah sampai di Jetty Lombok Peaker,” ujarnya.
Manfaat Penggunaan Gas Alam untuk PLTMGU Lombok Peaker
Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar utama di PLTMGU Lombok Peaker memiliki beberapa manfaat signifikan. Pertama, penggunaan gas alam dapat menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik, sehingga mengurangi beban subsidi pemerintah. Kedua, gas alam lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar minyak, sehingga dapat mengurangi emisi karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, penggunaan gas alam juga meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Lombok. Dengan pasokan gas alam yang stabil, PLTMGU Lombok Peaker dapat beroperasi dengan lebih efisien dan handal, sehingga mengurangi risiko pemadaman listrik.
Infrastruktur Pendukung di Jetty PLTMGU Lombok Peaker
Keberhasilan penyandaran kapal Jayanti Baruna tidak lepas dari infrastruktur terminal khusus (tersus) Jetty PLTMGU Lombok Peaker yang memadai. Jetty ini didesain untuk mengefisienkan proses bongkar muat bahan bakar, sehingga mendukung operasional PLTMGU Lombok Peaker sebagai salah satu tulang punggung penyedia energi listrik di Lombok.
General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, menyatakan bahwa jetty ini mampu menampung sandaran kapal hingga maksimum 8000 DWT. “Jetty ini menempati posisi vital dalam menunjang operasional pembangkit dan mampu menampung sandaran kapal hingga maksimum 8000 DWT,” ujarnya.
Masa Depan Energi di Lombok
Dengan beroperasinya kapal pengangkut gas alam Jayanti Baruna, diharapkan PLTMGU Lombok Peaker dapat segera beralih dari penggunaan bahan bakar minyak ke gas alam. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem kelistrikan di Lombok, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.
Proyek ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk menyediakan energi yang lebih bersih dan efisien bagi masyarakat. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan teknologi canggih, diharapkan Lombok dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
sumber post:redarlombok
Posting Komentar
0Komentar